Pengertian kurikulum
Pengertian kurikulum dapat dibagi menjadi dua paradigma yang berbeda, yaitu kurikulum dalam arti sempit dan kurikulum dalam arti yang luas. Kurikulum dalam arti sempit adalah kumpulan daftar pelajaran beserta rinciannya yang perlu dipelajari pebelajar untuk mencapai suatu tingkat tertentu sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan kurikulum dalam arti luas semua pengalaman belajar yang dialami oleh peserta didik. Pengalaman belajar tersebut dapat diperoleh di dalam kelas, laboratorium, mengikuti ceramah, bertanya jawab, demonstrasi dan dalam kegiatan lain seperti olahraga (Dwiyogo, 2010). Kurikulum merupakan suatu rencana yang memberi pedoman atau pegangan dalam proses kegiatan belajar-mengajar (Sukmadinata, 2009). Selanjutnya kurikulum dipandang sebagai suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar-mengajar di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya (Nasution, 2006).
Dalam Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 butir 19, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Selain itu kurikulum adalah program pendidikan yang meliputi berbagai mata pelajaran yang harus dipelajari peserta didik dari tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai Perguruan Tinggi (PT) yang sudah ada sejak ada sistem persekolahan (Soedijarto, Thamrin, Karyadi, Siskandar, & Sumiyati, 2010). Kurikulum pada dasarnya merupakan perencanaan danprogram jangka panjang tentang berbagai pengalaman belajar, model, tujuan, materi, metode, sumber, dan evaluasi (Depdiknas, 2003).Kurikulum merupakan salah satu faktor penunjang keberhasilan pendidikan (Winarno, 2012).
Kurikulum adalah semua kegiatan dan pengalaman potensial (isi/materi) yang telah disusun secara ilmiah, baik yang terjadi di dalam kelas, di halaman sekolah maupun di luar sekolah atas tanggung jawab sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan (Arifin, 2013). Dalam suatu sistem pendidikan, Kurikulum ini sifatnya dinamis dan harus selalu dilakukan perubahan dan pengembangan dan tantangan zaman (Mulyasa, 2014).Dalam mewujudkan makna dari kurikulum maka perlu diketahui tentang komponen, peran, dan fungsi kurikulum tersebut.
Pengertian Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmanimerupakan bagian integral dari sistem pendidikansecara keseluruhan, yang memfokuskan pengembangan aspek kebugaran jasmani, ketrampilan gerak, ketrampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktivitas jasmani (Depdiknas, 2003). Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) mengemukakan yang dimaksud dengan Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi.
Pendidikan jasmani adalah bagian integral dari keseluruhan proses pendidikan, merupakan usaha yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja manusia melalui media kegiatan fisik yang telah dipilih dengan tujuan untuk mewujudkan hasilnya (Bucher, 1983). Pendidikan jasmani memberikan kesempatan anak untuk mempelajari berbagai kegiatan yang membina sekaligus mengembangkan potensi anak, dalam aspek fisik, mental sosial, emosional dan moral (Paturusi, 2012). Kemudian, Pendidikan jasmani merupakan tahap proses pendidikan total, membantu dalam mewujudkan tujuan dari pendidikan (Urs, 2011). Pendidikan jasmani juga merupakan suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan, dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi (Kanca, 2017). Lalu, Pendidikan jasmani dan kesehatan adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik dan kesehatan untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional (Rosdiani, 2013).
Pendidikan jasmani adalah satu-satunya mata pelajaran di sekolah di mana anak- anak memiliki kesempatan untuk belajar keterampilan motorik dan mendapatkan pengetahuan untuk berpartisipasi dalam berbagai aktivitas fisik (Le Masurier & Corbin, 2006). Pendidikan jasmani juga berkaitan dengan erat dengan pendidikan olahragasebab berhasil mensimulasikan komunitas yang ada dari olahraga, terhadap lingkungan belajar, mencakup dimensi elit, sportif, eksklusif, danindividualistis (Alexander & Luckman, 2001). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani merupakan bagian dari pendidikan untuk mengembangkan kemampuan melalui gerak sehingga dapat mencapai kesehatan serta tujuan pendidikan yang diharapkan yaitu mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar