Dalam kegiatan proses pembelajaran, kurikulum sangat dibutuhkan sebagai pedoman untuk menyususn target dalam proses belajar mengajar. Karena dengan adanya kurikulum maka akan memudahkan setiap pengajar dalam porses belajar mengajar, maka dengan itu perlu untuk diketahui apa arti dari kurikulum itu. Kurikulum adalah suatu usaha untuk menyampaikan asas- asas dan ciri-ciri yang penting dari suatu rencana dalam bentuk yang sedemikian rupa sehingga dapat dilaksanakan guru di sekolah. Istilah kurikulum banyak dijumpai dan digunakan hampir dalam setiap aktivitas pendidikan. Kurikulum memiliki peranan yang sangat penting dan strategis dalam upaya mencapai tujuan pendidikan. Oleh karena itu, kurikulum menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari proses pendidikan itu sendiri khususnya pendidikan formal. Setiap pihak- pihak yang terlibat di dalam sistem pendidikan itu harus memahami dengan baik mengenai kurikulum dari sistem pendidikan itu.
Kurikulum menurut beberapa para ahli adalah sebagai berikut:
John Dewey (1902) kurikulum merupakan suatu rekonstruki berkelanjutan yang memaparkan pengalaman belajar anak didik melalui suatu susunan pengetahuan yang terorganisasikan dengan baik.
Franklin Bobbt (1918) kurikulum adalah susunan pengalaman belajar terarah yang digunakan oleh sekolah untuk mengembangkan kemampuan individual anak didik.
Harold Rugg (1827) kurikulum sebagai suatu rangkaian pengalaman yang memiliki
kemanfaatan maksimum bagi anak didik dalam mengembangkan kemampuannya
untuk menyesuaikan dan menghadapi berbagai situasi kehidupan.
Hollins Caswell (1935) kurikulum adalah susunan pengalaman yang digunakan guru
sebagai proses dan prosedur untuk membimbing anak didik menuju kedewasaan.
Ralph Tyler (1857) kurikulum adalah seluruh pengalaman belajar yang direncanakan
dan diarahkan oleh sekolah untuk mencapai tujuan pendidikannya.
Hilda Taba (1962) kurikulum adalah pernyataan tentang tujuan-tujuan pendidikan yang bersifat umum dan khusus dan materinya dipilih dan diorganisasikan berdasarkan suatu
pola tertentu untuk kepentingan belajar mengajar.
Robert Gagne (1967) kurikulum adalah suatu rangkaian unit materi belajar yang
disusun sedemikian rupa sehingga anak didik dapat mempelajarinya berdasarkan
kemampuan awal yang dimiliki atau dikuasai sebelumnya.
James Popham dan Eva Baker (1970) kurikulum adalah hasil belajar yang direncanakan
dan merupakan tanggungjawab sekolah. Materi kurikulum mengacu pada tujuan
pengajaran yang diinginkan.
Michael Schiro (1978) kurikulum sebagai proses pengembangan anak didik yang
diharapkan terjadi dan digunakan dalam perencanaan.
Saylor, Alexander, dan Lewis (1981) kurikulum sebagai suatu rencana yang berisi sub
kumpulan pengalaman belajar anak didik.
Glatthorn (1987) kurikulum paling tidak harus memiliki dua kriteria yaitu: Kurikulum
harus mencerminkan pengertian umum tentang peristilahan pendidikan sebagaimana sering digunakan oleh pendidik dan bermanfaat bagi guru dalam membuat perencanaan pengajaran yang baik.
Menurut buku tentang kurikulum dan pembelajaran yang ditulis oleh Ali Sudin bahwa kurikulum adalah sebagai rencana pelajran, pengalam belajar yang diperoleh siswa dari sekolah dan rencana belajar siswa.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu
Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pembelajaran serta metode yang digunakan sebagai pedoman menyelenggarakan kegiatan pembelajaran
Setelah menjelaskan pengertian kurikulum, berikut ini adalah pengertian belajar menurut beberapa ahli pendidikan dan psikologi (Hanafy 2014), yakni:
Belajar menurut B.F. Skinner adalah fasilitasi dan kesempatan, bersama dengan penguatan, bagi individu untuk menjadi lebih serius dan aktif dalam belajar mereka dengan penghargaan dan pujian dari guru untuk kinerja akademik mereka serta respons aktif (respons yang berkembang dan terjadi sebagai akibat dari rangsangan tertentu yang dapat ditanggapi oleh organisme).
Belajar menurut Robert M. Gagne adalah perubahan yang terjadi pada kemampuan seseorang setelah belajar sepanjang hayat yang disebabkan tidak hanya oleh proses pertumbuhan tetapi semata-mata oleh adanya stimulus yang bersamaan dengan proses belajar. Isi ingatan memengaruhi perubahan perilaku dari waktu ke waktu. Belajar sangat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal individu, faktor-faktor tersebut selalu berinteraksi untuk mencapai hasil belajar yang disebut keterampilan motorik (motor skills), tindakan), kemampuan intelektual, komunikasi verbal, strategi kognitif, dan sikap.
Belajar menurut Jean Piaget sebagai proses asimilasi dan penyesuaian hasil asosiasi dengan lingkungan dan pengamatan yang tidak sesuai antara informasi baru dan sebelumnya. Ada dua proses yang memengaruhi proses kognitif anak, yaitu proses asimilasi dan proses adaptasi. Asimilasi sebagai penyesuaian atau pencocokan informasi baru dengan informasi sebelumnya. Sebagai adaptasi menyusun dan merekonstruksi informasi lama dengan informasi baru untuk menghasilkan informasi yang lebih banyak dan lebih baik.
Belajar menurut Carl R. Rogers Memahami pembelajaran berdasarkan prinsip kebebasan dan perbedaan individu dalam pendidikan. Siswa akan lebih memahami satu sama lain dan dapat menerima apa yang diperlukan bagi mereka untuk secara bebas memilih dan bertindak sendiri dengan penuh tanggung jawab. Peran guru lebih penting daripada peran siswa dalam sebuah proses pembelajaran.
Belajar menurut Benjamin S Bloom adalah perubahan kualitas baik kognitif, emosional maupun psikologis dengan meningkatkan taraf hidup peserta didik, baik secara individu maupun sebagai anggota masyarakat sebagai makhluk Tuhan. Bloom mengamati bahwa kecerdasan anak-anak memiliki pengaruh. Anak-anak dapat menguasai tugas-tugas yang dihadapi di sekolah. Ada tiga taksa yang dikembangkan Bloom, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikologis. Kemampuan tersebut akan menjadi milik anak setelah ia belajar melalui proses pendidikan.
Belajar menurut Jerume S. Bruner merupakan pengembangan kategori yang saling berhubungan sehingga setiap individu memiliki model yang unik mengenai alam dan pengembangan suatu sistem pengkodean (coding). Belajar dapat berjalan jika sudah adanya perubahan kategori-kategori baik itu pengubahan maupun kategori baru. Sehingga pendekatannya sering dikenal dengan istilah kategorisasi dalam belajar.
Hakikat dari pembelajaran yakni adanya proses interaksi siswa dengan lingkungan yang dapat merubah tingkah laku yang lebih baik. Pembelajaran dilakukan secara sadar oleh pendidik kepada peserta didik agar mau belajar berdasarkan minat dan kebutuhannya. Pendidik juga berperan sebagai fasilitator yang mendukung peningkatan kemampuan belajar siswa (Arfani 2018). Pembelajaran berarti membelajarkan siswa, sehingga siswa mau belajar sehingga terjadi komunikasi dua arah antara siswa dan guru. Komunikasi/interaksi yang baik akan menghasilkan tujuan pembelajaran yang baik pula, begitupun sebaliknya. Walaupun hubungan kurikulum dan pembelajaran dipandang secara berebeda-beda, namun diantara mereka terdapat beberapa pernyataan yang banyak disepakati (kecuali bagi penganut model dualistik), yaitu Kurikulum dan pembelajaran merupakan sesuatu yang berhubungan namun berbeda, Hubungan kurikulum dan pembelajaran saling memberi kontribusi dan saling mempengaruhi, Kurikulum dan pembelajaran dapat dipelajari dan dianalisis secara terpisah namun tidak bisa berfungsi secara terpisah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar