Sejak awal abad
20, nyeri otot dianggap disebabkan oleh penumpukan asam laktat di otot
selama latihan yang berat di mana suplai oksigen tubuh telah habis. Penelitian
terbaru telah menunjukkan bahwa hal ini sebenarnya tidak terjadi sama sekali.
Bahkan asam laktat sebenarnya digunakan oleh otot-otot sebagai bahan bakar ketika persediaan oksigen telah habis.
Gejala umum
nyeri otot ini, di samping rasa sakit, adalah pembengkakan pada otot. Anda
mungkin melihat, setelah latihan yang menyebabkan nyeri yang sangat parah, otot
anda tampak lebih besar dari sebelumnya. Namun ini terjadi bukan karena massa
otot yang meningkat, tetapi lebih karena otot mengalami peradangan sebagai
respon terhadap kerusakan mikroskopis pada otot.
Para ilmuwan berpikir bahwa seharusnya sudah jelas bahwa asam laktat tidak
ada hubungannya dengan nyeri otot ini, karena fakta bahwa terdapat jenis nyeri
otot yang baru muncul sampai sekitar 24-72 jam atau lebih dari waktu anda
berolahraga. Padahal penumpukan asam laktat di otot hanya berlangsung di otot
untuk paling lama satu atau dua jam setelah latihan anda selesai. Sehingga,
dalam 20-30 tahun terakhir, para ilmuwan akhirnya menyadari peranan asam laktat
yang sebenarnya pada otot.
Peranan Asam Laktat pada Otot
Asam laktat
sangat penting karena memungkinkan tubuh untuk mengubah glikogen menjadi energi
tanpa perlu kehadiran oksigen, seperti glikolisis aerobik normal (proses dimana
tubuh menggunakan glikogen untuk energi). Dengan mengubahnya menjadi asam
laktat dan bukannya ATP seperti biasa, ketika tidak ada oksigen yang banyak
tersedia, memungkinkan proses glikolisis untuk berlangsung selama beberapa
menit, bukan hanya beberapa detik. Setelah tubuh anda memiliki cukup cadangan
oksigen, glikogen dapat kembali dikonversi ke ATP dan asam laktat dapat
dikonversi kembali menjadi glukosa oleh hati dan jaringan lain yang akan
digunakan kemudian. Hal ini membuat penggunaan glikogen jauh lebih efisien
ketika tubuh kekurangan pasokan oksigen.
Bagaimana otot menggunakan asam laktat sebagai bahan bakar adalah sebagai
berikut. Sel-sel otot mengkonversi glikogen menjadi asam laktat ketika tidak
ada cukup oksigen untuk mengubahnya menjadi adenosin trifosfat (ATP). Asam
laktat kemudian dapat digunakan sebagai bahan bakar oleh mitokondria, yang
merupakan penghasil energi dalam sel otot.
Pelatihan
ketahanan secara intens dapat meningkatkan massa mitokondria dalam sel otot
lebih dari dua kali lipat, yang dapat membantu otot dalam kemampuan untuk
menggunakan asam laktat sebagai bahan bakar. Hal ini memungkinkan otot-otot
untuk bekerja lebih keras dan lebih lama dalam situasi cadangan oksigen rendah.
Jadi salah satu alasan atlet terlatih dapat tampil lama saat bertanding adalah
karena pelatihan intensif mereka sebenarnya memungkinkan otot-otot mereka sel
untuk menyerap asam laktat lebih cepat dan lebih efisien karena massa
mitokondria yang lebih besar.
Penyebab Nyeri Otot
Jadi, jika bukan
karena asam laktat, apa yang menyebabkan rasa nyeri tersebut? Nyeri otot
sekarang dipahami disebabkan oleh karena kerusakan mikro yang terjadi di dalam
sel-sel otot itu sendiri. Hal ini terjadi ketika anda melakukan beberapa
aktivitas dimana otot anda sebelumnya jarang digunakan tiba-tiba harus
melakukan kerja yang jauh lebih berat daripada biasanya.
Hal ini juga menjelaskan mengapa setelah anda berolahraga berulang kali,
anda tidak akan mengalami nyeri ini kembali. Otot-otot dengan cepat beradaptasi
untuk dapat menangani kegiatan-kegiatan baru sehingga dapat menghindari
kerusakan lebih lanjut ketika anda berolahraga lagi di masa depan. Ketika ini
terjadi, biasanya kerusakan mikro tidak akan berkembang lagi kecuali anda
mengubah latihan anda menjadi lebih berat lagi. Sebagai aturan umum, selama
perubahan untuk latihan di bawah 10% dari apa yang biasanya anda lakukan, anda
tidak akan mengalami nyeri otot ini sebagai hasil dari kegiatan tersebut.
Secara teknis,
nyeri otot tersebut disebabkan oleh gangguan ultrastruktural dari myofilaments,
terutama karena kerusakan jaringan ikat otot itu sendiri. Biopsi otot yang
diambil sehari setelah latihan keras sering menunjukkan perdarahan dari filamen
yang mengikat serat otot tersebut. Rasa sakit kemudian dianggap sebagian besar
karena kerusakan pada jaringan ikat, yang pada gilirannya meningkatkan
sensitivitas nociceptors otot tersebut (reseptor nyeri), hal ini kemudian
menyebabkan rasa sakit pada saat otot-otot tersebut sedang digunakan.
Metode yang
telah terbukti untuk meminimalkan nyeri otot setelah latihan adalah dengan
meningkatkan aliran darah ke otot, seperti pijat, mandi air hangat, latihan
intensitas rendah, duduk di sauna dan lain-lain. Anda juga dapat mengurangi
nyeri otot dengan terus melakukan latihan intensitas tinggi. Para ahli masih
tidak mengerti dengan persis mengapa hal ini bisa terjadi, tetapi diperkirakan
ada hubungannya dengan kemampuan tubuh meningkatkan ambang toleransi terhadapa
nyeri sebagai respon terhadap latihan. Penelitian terbaru juga menunjukkan
bahwa memperpanjang sesi pemanasan, sebelum berolahraga ketika otot tubuh lama
tidak digunakan, juga akan membantu mengurangi nyeri ini. Atau anda dapat
meningkatkan intensitas latihan secara bertahap, di bawah 10% dalam seminggu.
Dulu dianggap bahwa pendinginan setelah berolahraga akan mengurangi nyeri
otot ini karena dikatakan pendinginan dapat mempercepat penghilangan asam
laktat dari otot. Dengan penelitian terbaru ini, kita dapat menyimpulkan bahwa
pendinginan setelah latihan sama sekali hanya sedikit mempengaruhi pada nyeri otot
tersebut.